Analisis kesalahan
MAKALAH
نظريات تعلم
اللغات الأجنبية (نظرية تحليل الأخطاء)
Analisis
Kesalahan
Dosen Pembimbing :
Bapak Mufrodi

Penyusun :
Rini Kartini
Iin Inayatillah
Fakhruroji
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS AGAMA ISLAM
TA 2016/2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar manusia.
Bahasa dapat mengekspresikan maksud dan tujuan seseorang.
Dengan pengertian di atas maka kita dapat mengetahui bahwa sebagian
besar penduduk didunia adalah dwibahasawan, maksudnya bahwa sebagian
manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi.
Pembelajaran
bahasa , dalam hal ini sama dengan pembelajaran yang lainnya. Kita ketahui
bahwa anak-anak yang mempelajari bahasa pertama mereka banyak “kekeliruan” dari
sudut bahasa gramatikal orang dewasa.[1]
Sebagai seorang calon guru khususnya guru Bahasa sering kita menjumpai kesalahankesalahan yang dilakukan oleh parasiswa. Kesalahan-kesalahan
yang dibuat oleh para siswa tersebut ternyata dapat dibagi ke dalam 2 kategori
yaitu kategori kesalahan dalam bidang keterampilan yang meliputi
menyimak,membaca, menulis dan membaca, serta kesalahan dalam bidang linguistic
yang meliputi tata bentuk bunyi ( fonologi), makhorijul huruf ( fonem ), tata
bentuk kata (morfologi/sharaf), tata bentuk kalimat (sintaksis/nahwu), dan tataran
tata makna (semantic).
Pengertian
dari analisis Kesalahan Berbahasa itu sendiri adalah suatu teknik untuk
mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikansecara
sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh si terdidik atau siswa yang
sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori dan
prosedur-prosedur berdasarkan linguistic.
Dalam makalah
ini, penulis mencoba menyajikan beberapa kesalahan berbahasa Arab yang kerap
kali dijumpai di kalangan pelajar Indonesia baik dari pelajar tingkat pemula
sampai menengah atas, dari berbagai aspek yang sudah disebutkan diatas
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa saja kesalahan dari tata bentuk kata
(morfologi/sharaf) ?
2.
Apa saja kesalahan dari tata bentuk kalimat
(sintaksis/nahwu) ?
3.
Apa saja kesalahan dari tata bentuk bunyi
(fonologi) ?
4.
Apa saja kesalahan dari Makhorijul huruf
(fonetik) ?
5.
Apa
saja kesalahan dari tataran tata makna
(semantic) ?
6.
Apa
tujuan dan manfaat diadakannya analisis bahasa?
C.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.
Untuk mengetahui analisis kesalahan dari tata
bentuk kata
(morfologi/sharaf)
2.
Untuk mengetahui analisis kesalahan dari tata
bentuk kalimat (sintaksis/nahwu)
3.
Untuk mengetahui analisis kesalahan dari tata
bentuk bunyi (fonologi)
4.
Untuk mengetahui analisis kesalahan dari
Makhorijul huruf (fonem)
5.
Untuk mengetahui analisis kesalahan dari tataran tata makna
(semantic).
6.
Untuk apa tujuan dan manfaat diadakannya
analisis bahasa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Analisis
Kesalahan Dari Tata Bentuk Kata (Morfologi/Sharaf)
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan
dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata.[2] Sharaf menurut lughot adalah perubahan atau perpindahan, sedangkan
menurut Istilah sharaf berarti ilmu yang dipelajari untuk mengetahui perubahan-perubahan bentuk kata .
Morfologi atau
ilmu sharaf, merupakan ilmu yang mutlak harus dipelajari dan dipahami
bagi siapa saja yang ingin mendalami dan mengkaji secara mendalam tentang ilmu
pengetahuan agama islam sumber pokoknya Qur’an dan Hadits. Pentingnya
mempelajari ilmu ini agar terhindar dari kesalahan ketika berbicara bahasa
arab. Tetapi seringkali kita menemukan kesalahan-kesalahan ketika seseorang
berbicara bahasa arab dari segi morfologi atau sharafnya. Berikut ini contoh
kesalahan dari segi tata bentuk kata atau morfologi (sharaf) :
a. Kesalahan dalam penggunaan fiil madi dan mudhore
خلاص أكتب yang seharusnya كتبت
b.
Kesalahan dalam penggunaan dhomir
Murid : mari kita
makan
: هيا تأكل طالب
Yang seharusnya
هيا نأكل
1.
Sering menggunakan dhomir anta ketika lawan bicaranya anti
هل ستشرب ؟
Apakah kamu mau
minum(perempuan)
Yang seharusnya
هل ستشربين ؟
B.
Analisis
Kesalahan Dari Tata Bentuk Kalimat (Sintaksis/Nahwu)
Ilmu an-Nahwu (bahasa Arab: ﻋﻠﻢ اﻟﻦحو; bahasa Indonesia: nahu,
sintaksis; bahasa Inggris: syntax)
merupakan salah satu bagian dasar dari ilmu tata bahasa bahasa Arab untuk
mengetahui jabatan kata dalam kalimat dan bentuk huruf/harakat terakhir dari
suatu kata. Morfologi dan sintaksis kedua kajian
linguistic ini mengarah kepada gramatikal bahasa.[3]
Ilmu nahwu dan
sharaf adalah ilmu yang sangat penting untuk dipelajari dan dipahami, begitu
pentingnya peranannya dalam bahasa arab karena agar
bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al-Qur'an dan hadits Nabi juga
terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga bisa dipakai sebagai
sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur'an ( اعجاز القرآن). Maka
dari itu kita harus memperhatikan setiap kalimat bahasa arab yang diucapkan
agar terhindar dari berbagai kesalahan. Berikut ini contoh analisis kesalahan
dari tata bentuk kalimat yang kerap kali kita temukan pada siswa :
1.
kalimat Urîdu
ata’allamu ( أُرِيْدُ أَتَعَلَّمُ) adalah kesalahan yang kerap kali
dijumpai pelajar dalam penyusunan kalimat Arab. Kalimat tersebut terdiri dari
dua kata kerja: urîdu (mau/ menginginkan),
dan ata’allamu (saya belajar). Dalam kaidah bahasa Arab, dua kata
kerja seperti itu harus dipisahkan dengan harf nasb (أَنْ). Maka
kalimat tersebut seharusnya Urîdu an ata’allama ( أُرِيْدُأَنْ أَتَعَلَّمَ).
2.
Pada
kalimat man yadribu anta ( مَنْ
يَضْرِبُ أَنْتَ ), itu
juga salah. Yang
benar adalah man yadribuka ( مَنْ
يَضْرِبُكَ ). Dalam kaidah nahwu dibedakan antara
kata ganti yang menjadi subjek dan objek. Jika anta adalah kata ganti
orang kedua mudzakkar untuk subjek, maka ka adalah kata ganti
oarng kedua mudzakkar untuk kedudukan objek.
3.
Pada
contoh kesalahan selanjutnya, terkait dengan kaidah jumlah (
' adad ). Dalam kaidah bahasa arab, dibedakan antara jumlah
nominal dan bertingkat. Jumlah nominal satu , misalnya, berbeda
dengan kata kesatu . Jika yang pertama wãhidun ,
untuk mudzakkar ,
dan wãhidatun untuk muannas ; maka jumlah
bertingkatnya menjadi al-awwal dan Al-Ula . Maka
kalimat di atas yang semuala Ana tãlibul faslil Wahid ( أنا طالب الفصل الواحد ), yang benar adalah Ana tãlibul faslil
awwali ( أَناَ طَالِبُ الْفَصْلِ اْلأَوَّلِ )[4]
C.
Analisis kesalahan dari Makhorijul huruf (Fonetik)
Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang mempelajari atau menyelidiki bunyi bahasa yang
diproduksi oleh manusia tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam
suatu bahasa. Fonetik ini dalam bahasa arab
dikenal sebagai makhorijul huruf. Kesalahan pada segi fonetik ini bisa
berakibat fatal pula yaitu bisa merubah arti yang sebenarnya. Kurangnya
pembelajaran tentang fonetik ini yang mengakibatkan terjadinya kesalahan ketika
mengucapkan kata. maka dengan
menganalisa pada segi fonetik ini diharapkan agar para siswa yang mempelajari
bahasa arab lebih memperhatikan dan mempelajari lagi tentang makhorijul huruf
agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak diharapkan.
Berikut ini beberapa contoh analisis dari kesalahan fonetik :
1.
Kesalahan
pada penggunaan huruf أ dan ع: أفوا
أستاذ , أريد أن أخوذ الفلوس
Penjelasan :
Pada
kalimat diatas terdapat kesalahan pada kata أفوا . Bagi orang Indonesia pengucapan fonem
ain dirasa sulit karena fonem ini dipangkal tenggorokan yang dimunculkan dengan
suara, sehingga ketika mengucapkan kata أفوا terdapat kesalahan fonem yang seharusnya
kata yang benar adalah عفوا
2.
Kesalahan
pada penggunaan kata
شديد
: سديد
3.
Kesalahan
pada penggunaan kata
كثير : كسير
4.
Kesalahan
pada penggunaan kata
عليم
: أليم
D.
Analisis kesalahan
dari tata bentuk bunyi (fonologi)
Sebelum
menganalisis data kesalahan berbahasa sesuai klasifikasinya, ada baiknya jika disajikan
terlebih dahulu istilah dan pengertian dari klasifikasi dalam kajian linguistik
tersebut. Pada penyajian data pertama, penulis mengklasifikasi contoh kesalahan
berbahasa dalam tinjauan fonologi. Secara etimologi,
kata fonologi terambil dari fon yaitu bunyi,
dan logi yaitu ilmu. Maksudnya, fonologi adalah salah satu
bidang kajian linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtunan bunyi-bunyi bahasa.[5].
fonologi sama seperti fonetik, hanya saja fonologi lebih kearah fungsi atau kesalahan
intonasi.
Berikut ini contoh-contoh kesalahan yang ditinjau dari segi tata
bentuk bunyi :
1.
Kata الله أكبر ( Allah adalah besar), sering
terdengar Allãhu akbãr (الله أكبار). Kesalahan ini biasa terdengar saat
pengumandanan adzan. Muadzin memperpanjang harakat pada huruf ( ب) yang
semestinya dibaca pendek. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh lagu adzan.
Kesalahan serupa juga sering dijumpai saat imam sholat berjema’ah
ber-takbiratul ihram. Sebagai bahasa yang sistematis, bahasa Arab mempunyai
aturan atau kaidah bahasa yang seyogyanya ditaati bersama oleh siapa saja yang
meu mempelajarinya.
2.
Pada
contoh kesalahan kedua, terkait juga dengan kebiasaan muadzin di
waktu subuh. Kalimat ( الصلاة خير من
النوم ), Sering
memperpanjang harakat dammah pada huruf ( و ), Di ( sleep). Lagi-lagi,
alasan untuk kesalahan tersebut karena faktor kebiasaan.
3.
Selanjutnya,
contoh kesalahan dalam tinjauan fonologi, kalimat Allahumma shalli 'ala
Sayyida Muhammadin wa' ala alihi wa wa shohbihi wa sallim. Karena penyesuaian
lagu, kata wasallim sering terbaca wasallîm; memanjangkan
harakat huruf lam (ل). Sebagaimana contoh-contoh kesalahan lainnya, pada
kesalahan ini juga disebabkan karena kebiasaan.
4.
Dan
yang terakhir kesalahan yang ditinjau dari segi fonologi, pada kalimat لبأس
أنا فقط, kesalahan terdaat pada kalimat لبأس yaitu pada huruf lam yang terjadi pemendekan suara yang seharusnya
dibaca panjang, sehingga kalimat yang benar adalah لابأس
أنا فقط .
E.
Analisis Kesalahan Dari Tataran Tata Makna (Semantic/Dilaalah)
Semantic atau ilmu dilaalah adalah
telaah makna. Semantic menelaah lambing-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain dan pengaruhnya
terhadap manusia dan masyarakat.[6]
Kesalahan semantic atau leksikon adalah kesalahan memaknai kata
yang tidak atau kurang tepat.[7]
Kesalahan dalam memilih kata yang dapat menimbulkan kerancuan makna dalam
sebuah kalimat yang diucapkan. Siswa lebih cenderung menerjemahkan kalimat
dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa arab,padahal belum tentu tepat jika
diterapkan.
Berikut ini beberapa contoh kesalahan semantic yang dilakukan siswa
:
Kesalahan
|
Koreksi
|
Arti
|
انت مريضة ماذا ؟
|
ماذا مريضتك ؟
|
Kamu sakit apa?
|
أنا لا أعرف ماذا ماذا
|
ما عرفت شئ
|
Saya tidak tahu apa-apa
|
انت أولا
|
انت الأول
|
Kamu duluan
|
Penjelasan kesalahan semantic pada tabel diatas :
a.
Pada
ungkapan انت مريضة ماذا ؟ adalah ungkapan yang biasa digun akan siswa untuk menanyakan
kepapa teman yang sedang sakit. Akan teteapi secara gramatikal ungkapan
tersebut kurang tepat walau terdengar memahami maksudnya. Agar mengikuti pola
dalam bahasa arab, maka kata Tanya yang awalnya berada dibelakang kalimat dipi
ndah ke depan kemudian disambung dengan isim failnya sehingga menjadi ماذا مريضتك ؟
b.
Ungkapan
أنا لا أعرف ماذا ماذا terdapat kesalahan, yaitu kesalahan memilih kata dan mengikuti
pola baasa Indonesia. Dalam kalimat tersebut terdapat kata ulang ماذا ماذا. Dalam bahasa arab tidak memngenal bentuk kata ulang tersebut.
Kalimat yang diucapkan santri juga kurang tepat strukturnya, jika mengikuti
kaidah dalam bahasa arab maka kalimatnya menjadi ما
عرفت شئ.
c.
Selanjutnya
pada kata انت أولا, hal yang terkait penggunaan sifah mausuf. Kata أولاlazimnya dipakai untuk
pidato, seperti penggunaan kata pertama-tama. Sehingga frasa yang lebih tepat
adalah انت الأول
F.
Tujuan Dan Manfaat Diadakannya Analisis Kesalahan Berbahasa
Dengan diadakannya analisis
kesalahan berbahasa dapat membantu guru untuk mengetahui jenis kesalahan yang
dibuat, daerah kesalahan, sifat kesalahan, sumber kesalahan, serta penyebab
kesalahan. Bila guru telah menemukan kesalahan-ke-salahan, guru dapat mengubah
metode dan teknik mengajar yang digunakan, dapat menekankan aspek bahasa yang
perlu diperjelas, dapat menyusun rencana pengajaran remedial, dan dapat
menyusun program pengajaran bahasa itu sendiri. [8]
Corder (dalam
Baraja, 1981:12) mengatakan bahwa analisis kesalahan itu mempunyai dua tujuan,
yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan yang bersifat praktis tidak
berbeda dengan tujuan analisis tradisional, sedangkan tujuan yang bersifat
teoretis ialah adanya usaha untuk memahami proses belajar bahasa kedua. Bagi
seorang guru, yang penting menemukan kesalahan itu kemudian menganalisisnya.
Hasil analisis sangat berguna untuk tindak lanjut proses belajar-mengajar yang
dilakukan.
Dengan
memperhatikan tujuan di atas, seorang guru yang akan menerapkan analisis
kesalahan tentu harus memiliki pengetahuan kebahasaan yang memadai. Dia harus
paham benar tata bahasa yang baku dan berlaku. Misalnya tentang kebakuan
pelafalari, tulisan (ejaan), bentukan kata, dan tata kalimatnya. Dalam hal ini
guru dihadapkan pada dua persoalan, yaitu apa yang salah dan bagaimana
memperbaikinya. Pengetahuan yang cukup memadai sangat diperlukan oleh seorang
guru. Lebih-lebih pengetahuan dan pemahaman tata bahasa.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa dalam kategori
linguistic terdapat kesalahan yang dilakukan siswa yang dikelompokkan menjadi
beberapa,
a.
Pertama,
kesalahan fonologi, yaitu salah satu bidang kajian linguistic yang mempelajari,
menganalisa dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa
b.
Kedua,
kesalahan morfologi, didalam bahasa arab disebut sharaf yaitu ilmu tentang
asal-usul kata dengannya dapat diketahui bentuk-bentuk dari kata-kata bahasa
arab dan keadaannya, yang bukan I’rab dan bukan juga bina[9].
Yaitu ilmu yang membahas berbagai kata dari sisi tasyrif, I’lal dan penggantian
huruf. Kesalahan morfologi ini adalah kesalahan memakai bahsa disebabkan salah
memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk ddan
salah memilih kata.[10]
Sedangkan dalam bahasa arab, kita bisa membatasi kesalahan morfologi
berdasarkan pengertian morfologi atau sharaf tersebut. Sehingga kesalahan
morfologi dalam bahsa arab meliputi kesalahan pada pemilihan bentuk tasyrif,
I’lal, dan penggantian huruf.
c.
Ketiga,
kesalahan sintaksis, yaitu kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa
atau kalimat serta ketidaktepatan pemakaian partikel[11].
Sedangkan dalam bahasa arab kesalahan sintaksis disebut al –akhta an-Nahwiyyah.
Fuad Ni’mah nmengartikan nahwu sebagai kaidah-kaidah untuk mengetahui kedudukan
kata dalam ytiap kalimat dnegan cara-cara mengirabnya[12].
Dalam kalimat bahsa arab kita bisa membatasi kesalahan sintaksis meliputio
kesalahan irab atau jatuhnya harakat akhir pada tiap kalimat sesuai dengan kedudukannya
serta susunan(tarkib).
d.
Keempat,
kesalahan semantic yaitu kesalahan memaknai kata yang tidak atau kurang tepat,
kesalahan dalam memilih kata yang dapat menimbulkan kerancuan makna
e.
Kelima,
kesalahan Fonetik yaitu dalam bahasa arab ini dikenal dengan kesalahan pada
makhorijul huruf yang mana kesalahan ini terjadi karena huruf yang keluar tidak
pada tempat keluarnya yang mengakibatkan kesalahan fonem atau bunyi-bunyi yang
keluar.
B.
SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari
informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah kami uraikan di atas.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Gulayain. Mustafa, jami ad-Durus
Chaer.
Abdul.2007. Linguistik Umum, Jakarta : Rineka cipta.
Guntur. Henri dan Tarigan. Djago Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Guntur. Henri dan Tarigan. Djago Pengajaran semantic. Bandung: Angkasa
https://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_(linguistik)
https://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_(linguistik)
Ni’mah, Fuad. Mulakhos Qawa’id Al-Lughah Al-‘Arabiyyah.Beirut :
Dar Ats-Tsaqafah.
Syahansyah. Zulfan. kajian analisis kesalahan berbahasa, http://zoelfansyah.blogspot.co.id/2011/01/kajian-analisis-kesalahan-berbahasa.html
[1]
H.Douglas Brown, Prinsip Oembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Jakarta :
Pearson Education, 2008), hlm.282
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_(linguistik)
diakses pada situs 28 Oktober 2014, pukul 02.14.
[4]
Zulfan syahansyah, kajian analisis kesalahan berbahasa, http://zoelfansyah.blogspot.co.id/2011/01/kajian-analisis-kesalahan-berbahasa.html
diakses pada 6 januari 2011
[5] Abdul Chaer, Linguistik
Umum, ,( Jakarta : Rineka cipta, 2007), hlm. 102, cet. III
[6] Henry Guntur
tarigan, Pengajaran semantic ( Bandung : Angkasa, 1985),hlm.7
[7] Ibid, hlm.200
[8] https://takberhentiberharap.wordpress.com/2011/05/30/analisis-kesalahan-berbahasa/
diakses pada 30 mei 2011
[9]
Mustafa al-Gulayain, jami ad-Durus…hlm.4
[10]
Henri Guntur dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa…hlm
198
[11]
Ibid, hlm.199
[12]
Fuad Ni’mah, Mulakhos Qawa’id Al-Lughah Al-‘Arabiyyah, (Beirut : Dar
Ats-Tsaqafah), hlm.17
Komentar
Posting Komentar